Selasa, 20 Desember 2011

Si pengganggu


        Sudah setahun ini aku selalu di kejar-kejar cowok aneh. Dari pagi sampai malam, kerjaannya Cuma menggangguku saja. Mulai dari sekedar SMS yang isinya sok perhatian gitu sampai kirim kata-kata mutiara. Kalau sms nya ga di bales, dia langsung isiin aku pulsa. Mungkin dia pikir, aku ga bales sms nya karena ga punya pulsa kali ya. Padahal, emang akunya aja yang males ngeladeni dia. Tak jarang pula, ia meneleponku. Tapi, jarang ku angkat. Kalau disahutin, bisa-bisa gede rasa deh dia. Tapi, karena merasa tak enak hati sudah di kirimin pulsa, akhirnya mau ga mau aku membalas sms nya dan sesekali menjawab teleponnya. Walaupun Cuma sekedar ucapan terima kasih sambil ngedumel dalam hati.
Sebenarnya, sudah sering kali aku memberitahukannya bahwa aku tak suka di berikan sesuatu apapun itu darinya. Karena aku takut semua yang telah ku terima akan menjadi ungkitan, kelak. Lagi pula, aku takut tak bisa membalas semua perhatiannya dengan ketulusan. Tapi, sesering aku menolak maka sesering itu pula ia berusaha meyakinkanku bahwa ia tak bermaksud menyogokku.
Aku tahu, ia tak bermaksud demikian. Tapi, semua yang ia berikan adalah berdasarkan niat dan maksud tertentu. Itulah yang membuatku berat menerimanya. Karena, sampai sekarang aku belum juga bisa memahaminya apalagi menerimanya sebagai pacar.
Tak dapat mengertikah ia tentang perasaanku? Harus berapa kali dan berapa banyak ku katakan padanya, bahwa aku tak bisa memaksakan hati ini untuk menerimanya. Namun, ia selalu menjawab. “aku tak pernah memaksa. Aku hanya berusaha dan berproses, mungkin suatu saat kamu bisa menerimaku. Seperti halnya seseorang yang hendak memakai pakaiannya. Ia tak lantas begitu saja memakai pakaiannya, kecuali di awali dengan proses terlebih dulu. Dan prosesnya itulah yang akan menentukan hasil dari penampilannya.”
Kadang aku tak mengerti dengan apa yang di katakannya. Rasanya, ucapannya terlalu tinggi untukku, hingga tak bisa ku cerna dengan cepat.
Ia pun pernah berkata padaku. “setiap usaha pasti akan menghasilkan sesuatu. meski pada akhirnya sesuatu itu bukan yang kita inginkan. Tapi, kita tidak boleh berkecil hati. karena sekeras apapun usaha dan seindah rencana, tetap Allah yang punya kuasa dan pasti itu yang terbaik meski yang terbaik tak selalu jadi yang terindah”
Aku menghela nafas panjang. Aku jadi teringat dengan Farabi, cowok yang tak kenal menyerah untuk mendekatkan diri denganku. Tapi, mengapa tiba-tiba aku merindukannya dan selalu mengenang ucapan-ucapan sufinya. Mungkin, karena sudah tiga hari ini ia tak menggangguku lagi, ia pun tak lagi menghubungiku walaupun sekedar sms yang isinya. “Mikum.. (Assalamualaikum)”
Saat ini, aku jadi mati gaya tanpanya. Padahal, sebelumnya aku selalu sebel bila ada dia atau bila dia menghubungiku. Tapi, kini keadaannya terbalik. Aku jadi tak mengerti dengan perasaanku sekarang. Sebaiknya, apa yang harus kulakukan?
Kalau biasanya, setiap harinya aku selalu mendapatkan kejutan darinya. Entah berupa hadiah lucu atau makanan favoritku. Tapi, sudah tiga hari ini aku tak mendapatkannya walaupun sekedar sapaan hangat darinya.
Aku sungguh merasakan ada yang hilang dari diriku. Mungkin, karena selama ini aku terbiasa dengan gangguannya dan sekarang ia tak lagi menggangguku. Aku malah jadi tak terbiasa dengan hal yang baru ini. aku sungguh merindukannya.
Bila pulang sekolah atau berangkat sekolah, ia selalu menyodorkan diri sebagai tukang ojek gratisan demi untuk bisa deket sama aku. bersedia menghantar jemputku. Namun kali ini ia tak terlihat sama sekali.
Dulu, sering ku tolak kehadirannya, tapi ia tetap tak bergeming. Ia terus bertekat untuk tetap mendekatiku. Berbagai cara dilakukannya. Hingga membuatku jengah. Namun aku juga tak tahu harus berbuat apa lagi untuk menghindarinya. Ia adalah orang yang pantang menyerah. Tapi, sejak aku tahu ia menghindariku. Aku malah kesal dan cemburu. Aku jadi sering uring-uringan ga jelas dan selalu berharap ia akan menggangguku lagi walau Cuma sekedar lewat sms lebay.
Bila aku ingin pergi kesuatu tempat, maka ia akan buru-buru pasang badan untuk menghantarku. Saat itu, aku hanya bisa menghela nafas berat. Di tolakpun percuma, sampai capek mulut ini ngomongnya agar ia tak usah menghantarku. Tapi, dia tetap bersikeras mendampingiku. Namun, sekarang. Saat ia tak lagi mempedulikanku, aku justru berharap ia menawarkan kesetiaannya lagi seperti dulu.
Aku tak mengerti, kemana perginya perasaannya itu? Mengapa ia mendadak menjauhiku dan mengabaikanku? Padahal sebelumnya, ia masih mengirimkanku sms yang isinya: (sebuah gitar)                        
     .+””+..--.                
  (  #=0==,====<> 
     ‘+...+-‘”-‘
“Permisi Ibu/Bapak, numpang ngamen..
Balonku ada lima.. rupa-rupa warnanya.. yang nulis mau tanya..? Cintamu untuk siapa??”
Aku tertawa kecil setelah membacanya. Tapi ku abaikan begitu saja sms darinya. Dan sms itu pula yang terakhir darinya. Karena setelah itu, ia terlihat lebih cuek dengan ku dari biasanya. Mungkinkah, ia sudah bosan mengejar cintaku? Atau sudah ada yang jauh lebih menarik hatinya dan baik hati padanya di banding aku yang selalu mengabaikan ketulusannya?
Mungkin aku terlalu banyak berpikir, hingga melewatkan begitu banyak kesempatan. Selama ini, aku telah menyianyiakan ketulusan darinya dan sekarang justru aku yang mendambakannya.
Apakah setiap orang baru akan menyadari bahwa dirinya sangat membutuhkan orang yang selama ini dia ga peduliin padahal sebenarnya sangat berarti, setelah dia benar-benar sadar kalau dirinya sudah diabaikan?

***

Pagi ini, aku berangkat ke sekolah lebih awal. Selama di perjalananku menuju sekolah, aku tak henti-henti celingukkan mencari-cari sosok Farabi yang biasanya menjemputku untuk berangkat sekolah bersamanya. Tapi, ia tak ada. Ia benar-benar terkena amnesia terhadap cintanya padaku. Tapi, kenapa harus di saat aku mulai menyukainya?
Beberapa hari ini, aku selalu mencari informasi melalui sahabatku tentang Farabi. Kemudian, sahabatku bilang padaku katanya. “Cyella, kayaknya Farabi udah punya pacar deh.” Kata Rifa, sahabatku. Menduga.
Saat ini kami sedang berada di lapangan outdoor, karena sedang ada pelajaran olahraga. Lalu aku berkata pada Rifa. “lo kata siapa?” tanyaku penasaran.
“kemaren, gue liat sendiri. Dia boncengin cewek, anak IPS..” jelasnya.
Aku merengut. Cemburu gila. Rasanya, aku ingin melabrak cewek itu. Tapi siapa aku?
“lo ga apa-apa, Cyell?” tanya Rifa memastikan. Aku mengangguk mengiyakan. Lalu ia melanjutkan kata-katanya. “mungkin, dia udah capek kali ngejar-ngejar lo terus. Tapi yang di kejar-kejar ga pernah merespon baik.”
Aku memang sedang menyadari hal itu sekaligus menyesalinya. Namun mau apa lagi, kalau cinta sudah tak berpihak padaku.
***

Farabi sedang asik menikmati permainan Bolling bersama teman-temannya. Lantas salah satu dari temannya yang bernama Akil berkata. “lo udah ga deketin Cyella lagi?”
“ga..” sahut Farabi setelah melemparkan Bolling.
“kenapa? Nyerah?” tanya Junot, salah satu temannya juga. Meremehkan.
“bukannya gitu. Tapi, gue Cuma mau kasih jeda aja buat Cyella biar dia ga jengah sama gue.” Aku Farabi.
“trus, Manda siapa?” tanya Akil lagi.
“Cuma temen.” Jawab Farabi santai.
“temen tapi ngarep?” ledek Junot.
Lalu ketiganya tertawa renyah.
“tapi, kalau gue liat kayaknya Manda suka sama lo, Bi. Lagipula, Cantikan Manda juga dari pada Cyella. Mendingan lo jadian sama Manda aja!” ujar Akil.
“dia mau cantik kek, orang kaya lah atau apa lah. Buat gue, itu Cuma cashing aja. Yang penting itu akhlaknya, man!” sahut Farabi.
“Emangnya, Manda akhlaknya ga baik?” tanya Akil lagi.
“bukannya ga baik. Tapi gue, udah terlanjur cintanya sama Cyella.”
“tapi, Cyella ga ngerespon apa-apa. Lo Cuma di manfaatin doang sama dia.” Celetuk Junot.
“dia ga pernah manfaatin gue.”
“udahlah, lupain Cyella!” saran Akil. “..kadang kita suka ga nyadar, kalau sebenarnya cinta sejati kita itu berada sangat dekat dengan kita. Tapi karena hati kita sedang tertipu dengan ego, maka kita tak menyadarinya.” Nasehat Akil sok bijak. Padahal, boleh ngebajak.
“sotoy lo!” semprot Farabi sambil cengengesan.
“yee, ga percaya lo kalau di bo’ongin.” Ujar Akil mengeyel, bercanda.
Ketiganya kembali tertawa menanggapi ucapan Akil.
Lalu Akil melanjutkan lagi kata-katanya. “..rembulan purnama aja ga akan terlihat keindahannya kalau tertutup gumpalan awan kelam.” Lanjutnya.
“bahasa lo, Coy. Ketinggian.” Ledek Junot. Sementara Farabi hanya cengar-cengir ga jelas.
***

Cyella tertegun tak percaya dengan apa yang di lihatnya. Suatu pemandangan yang menyedihkan buatnya. Karena saat ini, Farabi sedang asik duduk di kantin bersama dengan Manda. Mereka nampak terlihat akrab dan mesra. Tentu saja, hal itu membuat Cyella makin terbakar cemburu.
Sesekali Cyella menghela nafas berat. Ia tak sanggup menyaksikan sinetron fakta ini. ia tak rela, bila posisinya di gantikan cewek itu. Ia merasa, dirinyalah yang pertama kali bisa membuat Farabi jatuh cinta dan bersemangat.
Lalu, di saat ada kesempatan yang kebetulan, karena mereka berpapasan di koridor sekolah. Cyella memberanikan dirinya untuk bicara pada Farabi.
“hai..” sapa Cyella, kikuk.
“hai?” sahut Farabi setengah tak percaya. Dalam hati kegirangan ga puguh lagu.
Lama mereka berdiri tanpa saling bicara. Hanya sesekali, keduanya saling bertatapan singkat.
Farabi belum pernah melihat Cyella seperti ini. sehingga ia merasa heran dengan sikap Cyella yang berubah aneh. Lalu ia membuka percakapan terlebih dulu karena ia tahu, Cyella takkan mengalah untuknya. Walaupun, sudah tersangka menyerah.
“..pulang sama siapa?” tanya Farabi basa-basi.
“sendiri.” Jawabnya hangat berbeda dari kebiasaannya.
Farabi makin yankin kalau Cyella memberi sinyal baik padanya. Lalu ia berkata lagi. “mau di anter ga?”
“ga usah. Nanti cewek kamu cemburu.” Tolak Cyella sambil menyindir dengan nada sinis.
“cewek?” gumam Farabi. Ia berpikir sejenak. Lalu berkata. “dia bukan pacar aku.” ralatnya dengan cepat setelah menyadari sesuatu.
Diam-diam Cyella bernafas lega. Lalu ia berkata dengan nada manja karena terlalu merindukan Farabi. Katanya. “tapi kenapa deket banget?”
Farabi tersenyum sumringah mendengar nada ucapan Cyella yang tak lain dan tak bukan karena di dasari oleh cemburu. Lalu ia berkata. “kamu cemburu, ya?” godanya.
Cyella mati gaya karena kepergok isi jeroannya. Wajahnya merona, tersipu malu.
Farabi faham aura Cyella.
Tiba-tiba. Manda menghampiri mereka. “Abi, ayo kita pulang!” ajak Manda, karena mereka memang sudah janjian pulang bareng.
Lantas, tanpa berkata lagi. Cyella bergegas meninggalkan Farabi dan Manda. Kini, Farabi dilema. Lalu ia memutuskan untuk mengejar Cyella dan meninggalkan Manda, tentunya setelah meminta pengertian Manda.
“Cyell!” seru Farabi setengah berteriak karena jarak mereka masih agak jauh.
Cyella ngambek. Ia tak menoleh apalagi menghentikan langkahnya. Sementara, Farabi terus berlari menghampiri Cyella. “Cyell..” panggilnya, terengah-engah sambil berjalan mengiringi langkah Cyella yang tergesa-gesa karna marah.
“Cyell, kamu marah ya?”
Yang di tanya tak menyahut hanya terus berjalan dengan tampang kesal.
Farabi tak kehabisan akal. Lalu ia segera mendului langkah Cyella. Kemudian membalikkan badannya, menghadap Cyella. Setelah itu, berlutut di hadapan Cyella seraya berkata. “walaupun kamu bisa membohongi seluruh dunia tentang perasaan kamu. Tapi Tuhan tahu apa yang kamu pikirkan, meski Tuhan takkan bilang siapa-siapa. Tapi, pada akhirnya, diri kamu sendiri yang menunjukkannya apa yang kamu butuhkan sebenarnya.”
Cyella melongo melihat aksi Farabi yang nekat sambil berusaha mencerna ucapan Farabi. Kali ini, ia tak mau lemot lagi. Lalu ia berkata. “ternyata benar, Tuhan sayang sama orang yang sabar dan ikhtiar. Buktinya, usaha kamu menghasilkan sesuatu yang kamu inginkan.”
“Maksudnya?” tanya Farabi tak faham.
“usaha kamu ngedeketin aku selama setahun.. berhasil, buat aku jatuh nyusruk..” aku Cyella dengan meledek.
Farabi mengerti. Lalu ia bangkit dan berdiri berhadapan dengan Cyella. Kemudian berkata. “apa sekarang, cinta udah berpihak sama aku?” tanyanya memastikan.
Cyella mengangguk pelan, tersipu malu.
Farabi gembira tak terkira. Lalu berjingkrak-jingkrakan di depan Cyella tanpa sadar. Cyella menertawainya. Farabi tak mempedulikannya yang penting sekarang ia sedang happy.
Namun, di balik kebahagiaan Cyella dan Farabi. Justru, Manda menjadi galau karena cintanya tak sampai pada Farabi. Tapi, ia tak ada niat sedikitpun untuk membenci Cyella apalagi menghalangi cinta mereka.
Ini benar-benar pelajaran untuk Cyella. Bahwa, terkadang seseorang yang kita tidak harapkan keberadaannya ternyata bisa membuat kita tak berdaya tanpa kehadirannya.
Mulai sekarang. Kita harus belajar menghargai orang lain meski mungkin ada luka yang tersemai di hati kita karenanya. Tapi dengan menghargai orang lain, maka kita telah mendapatkan penghargaan yang lebih baik dari pada seorang pemenang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar