Kamis, 20 September 2012

Sekolah PAUD , Fatawa School


Bismillah....
Dengan niat tulus dan segala kerendahan hati, aku memutuskan untuk memulai membangun cita-citaku yang lama terpendam karena keterbatasan.
Awalnya, aku takut untuk melangkah. Namun, satu hal yang meyakiniku bahwa setiap mimpi yang diiringi doa dan kesungguhan berupaya, maka kita bisa menemukan titik terang dan meraihnya.
Tak sedikit yang membuatku ragu. Tapi, Allah Maha Tahu apa yang tersirat di hati hambanya. Allah membuatku berpikir dan saat aku mulai mantap dengan tekad kemudian Allah kembali menguji dengan keraguanku. Tapi, dengan terus berkomitmen dengan mempertahankan apa yang seharusnya diperjuangkan, maka aku mengambil keputusan yang beresiko besar dan mempertaruhkan kepercayaan dan yang Insya Allah demi kebaikan generasi muda. Aku mendirikan sekolah Pendidikan Usia Dini ini yang kuberi nama Fatawa School. Semoga sekolah ini bisa melahirkan anak-anak yang berakhlak baik, cerdas, taqwa. Amin.
Tapi, tidak berhenti sampai disini cita-citaku. Karena, aku masih harus mengembangkan sekolah ini menjadi sekolah yang berakreditasi A. Amin. Tapi, tentunya membutuhkan waktu.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana bisa mendidik anak-anak. Lalu yang kedua adalah tetap dan terus memperjuangkan sekolah ini sampai Insya Allah punya gedung sekolah sendiri. Kemudian, aku tidak akan pernah melupakan cita-cita muliaku yang satu ini, yaitu membangun sekolah gratis untuk anak-anak yatim piatu dan anak-anak jalanan.
Amin. Qobul.

Rabu, 05 September 2012

suka duka jadi guru


Sebagai guru, aku dituntut untuk bisa memahami dan mendidik anak-anak murid dengan berbagai sifat dan kemampuan anak tersebut. Ada murid yang cerdas, mudah di arahkan, hiper aktif, pasif, agresif. Hal itu membuat ku terkadang menjadi stres dan tak terkendali.
Serumit inikah menjadi seorang guru? Jawabnya tentu saja iya. Saat menghadapi anak yang cerdas, penurut dan mudah mencerna apa yang disampaikan, hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri dan tentu pula aku tidak perlu repot-repot mengulang apa yang ku sampaikan. Namun, saat sangat merepotkan dan makan hati. tapi, itulah suka dukanya mengajar anak-anak TPA.
Aku mulai menikmatinya dan banyak belajar dari mereka. bahwa, kehidupan anak-anak itu adalah bermain. Kehendak mereka tidak bisa dipaksakan. Karena mereka belum bisa memahami apa yang dialami dan diingini oleh orang dewasa. Oleh sebab itu, aku mencoba memasuki dunia mereka untuk bisa bersatu dengan mereka serta bisa memahami apa yang mereka inginkan sehingga apa yang akan dan telah ku sampaikan, bisa dicernanya dengan baik dan mudah.
Cara menghadapi anak yang terlalu banyak inter mizo (istirahat):
Aku memiliki murid yang bisa dibilang dia tidak memiliki tanggung jawab terhadap kewajibannya sebagai murid. Misalnya, saat diminta untuk menulis maka ia menawarnya. (tolong kerjakan hal 1 dari no 1 sampai no 5. Lalu ia menawarnya dengan berkata “nulisnya sampai 3 aja ya,  bu?”). huuuuufffhhh... dasar anak-anak, memangnya dia pikir di pasar apa? Hehehe.
Lalu terkadang aku memakluminya, tapi aku juga lebih sering memberikan pengertian kepadanya bahwa tugas itu adalah kewajibannya yang tidak boleh diabaikan atau ditawar-tawar. Tugas itu, nantinya akan membantu menambah nilai kalian dan akan membuat kalian makin pintar.
Anak yang kebanyakan istirahat dalam mengerjakan tugasnya, seperti saat diminta untuk menulis apa yang ditulis oleh guru dipapan tulis, ia kebanyakan bengong atau bermain.
Seperti aku menuliskan sebuah kata “aku sayang mama”. Si anak tersebut, menulisnya perhuruf atau perkata, namun lebih sering berhentinya atau istirahatnya atau bermainnya. Sehingga terkesan nulisnya lama. Untuk menghadapi anak yang seperti ini, aku selalu mengingatkannya serta memberikan pengertian agar ia tahu kewajibannya yang harus diselesaikan. Aku berkata padanya “..kalau kamu nulisnya lama, nanti kamu bisa tidak naik kelas lho.” Dengan nada penuh cinta, jangan dibentak!. Tatap matanya penuh kasih dan perhatian. Alhamdulillah, anak itu mulai bisa menyadari tanggung jawabnya.

Selasa, 04 September 2012

mendirikan TPA FATAWA dirumah kontrakan


Bismillah........
Atas usulan tetangga dekat, aku dan suami jadi membuka TPA (taman pendidikan al-quran) di rumah. Meski rumahnya masih ngontrak,, tapi alhamdulillah mereka semua merasa nyaman.
Dimulai dari tgl 08-02-2010, dengan jumlah santri 9 orang. Hingga kini per 2012 santri mencapai 30 orang. Alhamdulillah...... walau kadang anak-anak ada yang perebutan tempat duduk karena rumahnya sempit.
Sempat kepikiran untuk cari donatur yang mau membangun tempat untuk TPA kami. tapi, siapa??? Untuk sekarang, kami sudah cukup menikmati proses belajar dan mengajar di TPA FATAWA di rumah kami yang mungil ini.
Kami tidak mempersoalkan biaya apapun. Kami tidak mewajibkan santri untuk membayar iuran apapun. Tetapi, banyak juga dari mereka yang memberikan iuran bulanan kepada kami. sebagai rasa terima kasih kami atas kepercayaan mereka, kami akan memberikan yang terbaik untuk mereka dengan segala kemampuan yang kami miliki. Kami juga hampir selalu memberikan baik berupa uang, hadiah maupun buku dll sebagai alat pendukung dan penyemangat belajar mereka. sebab, saat ini pengajian sering dianggap tidak penting dibandingkan sekolah formal dan bimbingan belajar. Padahal persepsi itu keliru. Namun, bukan berarti sekolah itu tidak penting. Melainkan, kita harus pintar mendidik anak kita dengan dasar agama pula. Bukankah memperdalam ajaran agama itu lebih penting????
Karena setelah meninggal dunia, maka amalan kita akan terputus. Kecuali 3 hal yaitu, ilmu yang bermanfaat, sedekah yang mengalir pahalanya dan doa anak yang sholeh.
Meskipun seluruh dunia mendoakan orang yang sudah meninggal, tapi tetap saja doa yang sampai itu adalah doa dari anaknya sendiri. Lalu bagaimana seorang anak bisa mendoakan orang tuanya jika ia tidak diajarkan untuk mengenal agamanya sendiri?
Jadi, marilah para orang tua. Kita bersama mendidik anak-anak kita dengan pondasi agama.


Minggu, 01 Januari 2012

target gue di tahun 2012?


Alhamdulillah, usai sudah tahun 2011..
Di tahun 2011 silam, gue banyak belajar dari keseharian gue dan lingkungan. Banyak hal yang merubah gue menjadi lebih dewasa, tapi ada juga sipat kekanakan gue yang ga bergeser dari posisi teratasnya. Mungkin, karena sipat gue yang egois atau karena gue belum bisa merubah semua hal yang ada di diri gue. maklum, gue Cuma manusia biasa. Tempatnya khilaf dan lupa.
Gue juga mau meminta maaf pada semua orang yang pernah gue sakiti dan gue juga mau berterima kasih kepada semua orang yang gue sayangi. Semoga doa kalian bisa membawa gue pada kebahagiaan yang hakiki. Amin.
Pelan-pelan aja deh, tapi Insha Allah pasti. Setiap orang punya harapan dan impian, kini target gue di 2012 adalah sbb:
1.        Gue mau kuliah
2.        Kerja
3.        Jadi penyiar
4.        Sedikit ngeluh banyak kerja
5.        Ga mau terlalu banyak janji. Tapi, gue berusaha jadi yang terbaik untuk Abi dan Awa serta semuanya
6.        Gue harus buat Novel minimal 2 buku
7.        Semua serba baru. Termasuk pasangan baru (waduh, kalo ketauan Abi bisa dipecat gue jadi ummi nya Awa. Becanda ya, Bi. Hehe..)

Tapi, semua itu hanya target belaka. Toh, kalo ga kecapai gue udah siapin mental untuk nerima keadaannya. Karena, sekeras usaha dan seindah rencana tetap Allah yang punya kuasa. Namun, bagaimanapun bermimpi itu tidaklah dosa. Jadi gue mau tetap berusaha mewujudkan mimpi dengan tindakan nyata. Semoga berhasil. Tapi, kalo dari sekian banyaknya harapan gue ga ada yang kecapai. Wah, kebangetan banget hidup gue.
mulai sekarang, gue juga akan jadikan pengalaman masa lalu gue sebagai jembatan untuk memotivasi diri menuju arah perbaikkan dan bukan sebagai penghalang masa depan.
Semoga kalian juga sukses! Semangat!!!